Subscribe:
The Best Model of Javanese Batik and Review

Sabtu, 23 Jun 2012

Makna Simbolis Motif Batik Busana Pengantin Gaya Yogyakarta

Berdasarkan hasil identifikasi motif batik busana pengantin gaya Yogyakarta yaitu motif grompol, truntum, cakar ayam, simbar lintang, parang kusuma, sida luhur, sida mukti, sida asih, semen ageng. Kain batik untuk pengantin memiliki beberapa variasi motif, dan secara konotatif mempunyai arti lambang yang berbeda, tetapi
mempunyai pengertian makna yang sama, yaitu pengertian mengenai hidup, cinta dan kebahagiaan.

Motif Batik Grompol
 
Motif batik grompol termasuk kelompok motif ceplok. Kata grompol mempunyai makna dompol- grombol memiliki arti kumpulan barang, nama bentuk cincin permata. Suatu pengharapan si pemakai motif di dalam kehidupannya diibaratkan sebuah pohon yang penuh bunga dan sarat akan buah. Motif bunga bertajuk 4, berputik 1 di tengahnya. Motif 11 buah yang dikelilingi oleh 4 pasang cecek 3, berada di tengah motif segi 4 yang berujung 8, dimaksudkan bahwa buah harapan yang disimbolkan oleh buah tersebut mempunyai buah harapan yang dikelilingi dan dilindungi 8 dewa penjaga mata angin. Secara keseluruhan memiliki makna harapan agar Tuhan senantiasa melimpahkan rahmat dan anugrah kepada si pemakai motif grompol, agar selalu hidup tenteram, banyak rejeki, banyak anak, hidup rukun dan sejahtera selamanya. Sesuai dengan fungsinya dalam upacara perkawinan, tepatnya digunakan pada waktu upacara siraman oleh calon pengantin,
diharapkan agar pengantin berserta keluarganya mempunyai masa depan yang cerah, senantiasa mendapatkan rahmat, banyak anak, banyak rejeki, rukun, tenteram, sejahtera, dan damai selama-lamanya.

Motif Batik Truntum
 
Termasuk kelompok motif Ceplok. Motif truntum menggambarkan bunga dilihat dari depan terletak pada bidang berbentuk segi empat. Truntum berasal dari teruntum–tuntum (bahasa Jawa) artinya tumbuh lagi. Taruntum memiliki arti senantiasa tumbuh, bersemi, semarak lagi. Pola batik truntum menggambarkan sebuah rangkaian bunga-bunga kecil berserta sari-sarinya ibaratnya bunga melati gambir yang sedang mekar berkembang berbau harum semerbak dengan semaraknya di taman. Suatu pengharapan bagi si pemakai
motif ini, agar di dalam hidup berkeluarga hendaknya selalu terjadi hubungan yang harmonis, penuh kasih saying, baik kehidupan suami isteri, hubungan antara anak dengan orangtua dalam keluarga sendiri, maupun  meluas ke keluarga orang lain dan masyarakat luas. Hal ini sesuai dengan fungsi motif truntum yang dikenakan pada saat upacara midodareni dan 12 panggih dipakai oleh kedua orang tua pengantin (Suyanto,
2002: 17).
(diambil dari thesis Widyabakti S. - FT UNY)